Origi: Tentunya Akan Menyenangkan Bersaing Dengan Lukaku

By ommed


nusakini.com - Ujung tombak anyar AC Milan Divock Origi mengaku tidak sabar melakoni Derby della Madonnina melawan Inter Milan, karena akan berhadapan dengan kompatriotnya, Romelu Lukaku.

Origi bergabung dengan Milan sebagai pemain bebas transfer setelah menjalani empat musim tidak menyenangkan bersama Liverpool. Origi hanya tampil di 18 pertandingan di semua kompetisi pada musim lalu, dan tujuh di antaranya di Liga Primer Inggris.

Kehadiran Origi di Milan hanya berselah satu pekan setelah Inter mengumumkan peminjaman Lukaku dari Chelsea. Seperti halnya Origi, Lukaku juga menjalani musim 2021/22 dengan sulit.

Kini kedua pemain itu mempunyai peluang untuk saling berhadapan di laga derbi. Origi mengaku sudah tidak sabar melakoni Derby della Madonnina, terutama di rival satu kota Milan tersebut ada Lukaku.


“Anda harus selalu siap, dan menganggap setiap pertandingan sebagai sebuah tantangan. Saya sangat menyukai tantangan. Saya sudah tidak sabar menghadapi Inter. Lukaku merupakan pemain hebat, dia menjadi nilai tambah yang bagus buat Serie A. Tentunya akan menyenangkan bisa bertanding melawan dia,” tutur Origi dikutip laman La Gazzetta dello Sport.

Cedera otot menjadi salah satu penyebab Origi tidak mendapatkan menit bermain pada musim lalu. Sekalipun dalam kebugaran yang bagus, Origi tidak dimainkan manajer Jurgen Klopp, termasuk di final Liga Champions 2021/22.

Namun Origi sempat dimainkan ketika Liverpool menghadapi Milan di fase grup. Bahkan Origi turut menyumbang satu gol buat Liverpool untuk mengalahkan Milan dengan skor 2-1.

“Di luar ada banyak pembicaraan tentang cedera saya, tetapi saya telah ambil bagian [di tim], terutama lapangan,” kata pemain berusia 27 tahun ini.

“Bagaimanapun, cedera selalu membantu saya untuk kembali lebih kuat dari sebelumnya, dan mengenal diri saya sendiri. Tubuh lebih baik. Saya merasa hebat, secara fisik saya merasa memiliki kendali maksimal atas diri saya.”

“Di sini saya merasakan gairah besar dibandingkan ketika saya menghadapi Milan (saat masih memperkuat Liverpool di fase grup). Ketika Milan mencetak gol, saya merasakan keselarasan antara pemain, pelatih, dan suporter.” (gi/om)